Selasa, 30 Oktober 2012

b. Masalah-masalah Sosial dan Ilmu Sosial dasar

b. Masalah-masalah Sosial dan Ilmu Sosial Dasar

Ilmu sosial dasar sebagai suatu mata kuliah, menyajikan suatu pemhaman mengenai hakikat manusia sebagai makhluk sosial dan masalah-masalahnya dengan menggunakan suatu kerangka pendekatan yang melihat sasaran studinya tersebut sebagai suatu masalah obyektif dan juga menggunakan kacamata subyektif. Dengan menggunakan kacamata obyektif, berarti konsep-konsep dan teori-teori berkenaan dengan hakikat manusia dan masalah-masalahnya yang telah dikembangkan dalam ilmu-ilmu sosial akan digunakan. Sedagkan denggan mengunakan kacamata subyektif, maka masalah-masalah yang dibahas tersebut akan dikaji menurut perspektif masyarakat yang bersagkutan, dan yang dibandingkan dengan kacamata pengkaji atau masing-masing mahasiwa yang mengikuti mata kuliah Ilmu Sosial Dasar. Diharapkan dengan gabungan kacamata obyektif dan subjektif ini, akan mewujudkan adanya kepekaan mengenai masalah-masalah sosial yang disertai dengan penuh rasa tanggung jawab dalam kedudukan nya sebagai masyarakat ilmiah, warga masyarakat dan negara Indonesia.

Sumber : Buku Ilmu Sosial Dasar
Penulis : Drs. Abu Ahmadi  

Minggu, 28 Oktober 2012

a.Masalah-masalah sosial dan Ahli Ilmu Sosial

a.Masalah-masalah sosial dan Ahli Ilmu Sosial

Masalah-masalah sosial telah menghantui manusia sejak adanya peradaban manusia, karena dianggap sebagai menggangu kesejahteraan hidup mereka. Sehinga merangsang para warga masyarakat untuk mengidentifikasikan, menganalisa, memahami dan memikirkan cara-cara untuk mengatasinya. Dimasa lampau, pada waktu belum ada ahli ilmu-ilmu sosial, para warga masyarakat yang biasanya peka terhadap adanya masalah-masalah sosial adalah para ahli filsafat, pemuka agama,ahli politik dan kenegaraan.

Di samping hal di atas, berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang tergolong dalam ilmu-ilmu sosial, seperti : antropologi,sosiologi, politik, psikologi sosial, komunikasi, menjadikan masalah-masalah sosial sebagai ruang lingkup studi mereka masing-masaing. Walaupun demikian, pusat studi-studi dari disiplin -disiplin ilmu-ilmu sosial tersebut bukanlah pada masalah-masalahsosial itu sendiri, tetapi pada usaha untu memehami hakikat manusia menurut perspektif masing-masing. Sedangkan masalah-masalah sosial dilihat sebagai hasil atau akibat dari adanya proses perubahan sosial dan perubahan kebudayaan. Perubahan sosial dan perubahan kebudayaan adalah proses-proses yang secara tetap dan terus-menerus dialami oleh setiap masyarakat manusia, cepat atau lambat, berlagsung dengan tenang ataupun berlangsung dengan kekacauan.

Sejumlah ahli ilmu-ilmu sosial seperti Merton dan Nisbet (1961), Denzin(1973), Gerson(1969) dan Brodley(1976), merasakan bahwa dengan menggunakan pendekatan masalah-masalah sosial sebagai kerangkanya maka hakikat masyarakat dan kebudayaan manusia akan lebih dapat dipahami. Begitu juga, menurut mereka, berbagai pemikiran yang secara masuk akal dapat dipertanggungjawabkan yang berkenaan dengan usaha-usaha untuk memperbaiki masalah-masalah sosial tersebut akan lebih dapat dikembangkan.


Sumber : Buku Ilmu Sosial Dasar
Penulis : Drs. Abu Ahmadi 

Senin, 22 Oktober 2012

MASALAH-MASALAH SOSIAL DAN ILMU SOSIAL DASAR.

5. MASALAH-MASALAH SOSIAL DAN ILMU SOSIAL DASAR.

Masalah-masalah sosial yang dihadapi oleh setiap masyarakat manusia tidaklah sama antara yang satudengan lainnya. Perbedaan-perbedaan itu disebabkan oleh perbedaan tingkat perkembangan kebudayaan dan masyarakat, dan keadaan lingkungan alamnya di mana masyarakat itu hidup. Masalah-masalah tersebut dapat terwujud sebagai : masalah sosial,masalah moral, masalah politik, masalah ekenomi, masalah agama, ataupun masalah-masalah lainnya.

Yang membedakan masalah-masalah sosial dari masalah-masalah lainnya adalah bahwa masalah-masalah sosial selalu ada kaitanya yang dekat dengan nilai-nilai moral dan pranata-pranata sosial, serta selalu ada kaitanya dengan hubungan -hubungan manusia dan dengan konteks-konteks normatif dimana hubungan-hubungan manusia itu terwujud (Nisbel,1961).

Pengertian masalah sosial ada dua pengertian :

1) Menurut umum atau warga masyarakat bahwa segala seuatu yang menyagkut kepentingan umum adalah masalah sosial.

2) Menurut para ahli masalah sosial adalah suatu kondisi atau perkembangan yang terwujud dalam masyarakat yang berdasarkan atas studi mereka mempunyai sifat yang dapat menimbulkan kekacauan terhadap kehidupan warga masyarakat secara keseluruhan, Contoh : masalah pedagang kaki lima di kota-kota besar di Indonesia.

Meenurut definisi umum, pedagang kaki lima bukan masalah sosial, karena di satu pihak para pedagang kaki lima tersebut dapat memperoleh nafkah untuk dapat melagsungkan kehidupannya, dan di lain pihak para pembeli yaitu para warga masyarakat dengan mudah memperoleh pelayanan dan dengan harga yang pantas untuk taraf ekonomi mereka dari padagang kaki lima. Sebaliknya para ahli perencanaan kota, ahli sosiologi dan ahli antropologi akan masyarakat bahwa pedagang kaki lima di kota-kota menjadi sumber utama dari suatu kondisi di mana kejahatan dengan mudah dapat terjadi.

Dengan demikian, sesuatu masalah yang digolongkan sebagai masalah sosial oleh para ahli belum tentu dianggap sebagai masalah sosial oleh umum. Sebaliknya ada juga masalah-masalah yang dianggap sebagai masalah sosial oleh para ahli. Oleh karena itu dengan mengikuti batasan yang lebih tegas dikemukakan oleh Lesile (1974), masalah-masalah sosial dapat di definisikan sebagai : Sesuatu kondisi yang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan sebagai besar warga masyarakat sebagai sesuatu yang tidak diinginkan atau tidak disukai dan yang karenanya dirasakan perlunya untuk diatasi atau diperbaiki.

Berdasarkan pengertian di atas, maka masalah-masalah sosial ini pengertiannya terutama ditekankan pada adanya kondisi atau sesuatu keadaan tertentu dalam kehidupan sosial warga masyarakat yang bersangkutan. Kondisi atau keadanan sosial tertentu, sebenarnya merupakan proses hasil dari proses kehidupan manusia yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan jasmaniahnya (manusia harus makan,minum, buang air, bernafas, mengadakan hubungan kelamin, dan sebagainya), kebutuhan-kebutuhan sosial (berhubungan denganorang lain, membutuhkan bantuan orang lain untuk memecahkan berbagai masalah, dan sebagainya ), dan kebutuhan-kebutuhan kejiwaan  (untuk dapat merasakan aman dan tentram, membutuhkan cinta kasih dan sayang, dan sebagainya).

Dalam usaha-usaha untuk pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut, manusia menggunakan kebudayaan sebagai model-model petunjuk di dalam menggunakan lingkungan alamnya dan sosialnya di masyarakat. Perwujudan ini adalah suatu kondisi atau keadaan di mana manusia itu hidup di dalam masyarakat. Kondisi-kondisi itu bukan seustu yang tetap tetapi selalu dalam proses perubahan.

Suatu kondisi yang tidak disukai oleh para warga masyarakat pada hakikatnya tidak bisa berlaku atau cocok dengan kebudayaan mereka. Sedangkan ukuran-ukuran yang dipakai oleh para warga masyarakat yang bersangkutan untuk menilai dan mewujudkan tingkah laku mereka adalah model-model dari kebudayaan yang telah mereka punyai, yaitu yang ada dalam kepala mereka masing-masing yang belum tentu telah berubah sesuai dengan perubahan kondisi yang mereka hadapi dalam kehidupan sosial mereka sehari-hari. Dengan demikian terhadap sesatu ketidak cocokan antara pengetahuan kebudayaan dan kenyataan-kenyatan obyektif yang ada dalam kondisi-kondisi dan kenyataan-kenyatan obyektif yang ada dalam kondisi-kondisi di mana mereka hidup. Dengan kata lain, ada perbedaan antara keragka untuk interprestasi subyektif dari para warga dengan kenyataan-kenyataan obyektif dalam mana mereka itu hidup.

Di dalam kenyataannya, masalah-masalah sosial tidak dirasakan oleh setiap warga masyrakat secara sama. Sesuatu kondisi yang  dianggap sebagai suatu yang menghambat atau merugikan oleh sejumlah warga masyarakat, belum tentu dirasakan oleh sejumlah warga masyarakat yang lain dari masyarakat tersebut, atau bahkan dirasakan oleh yang lainnya, sebagai sesuatu yang menguntungkan. Misalnya masalah sampah : Sampah yang bertebaran di mana-mana di sebagian kota dirasakan sebagai merugikan kebersihan, kesehatan,keindahan dan ketertiban oleh sejumlah warga kota, tetapi di lain pihak dianggap sebagai sesuatu yang menguntungkan oleh misalanya para pengumpul barang bekas dan para pengumpul puntung rokok.

Sumber : Buku Ilmu Sosial Dasar
Penulis : Drs. Abu Ahmadi 

Minggu, 21 Oktober 2012

RUANG LINGKUP PEMBAHASAN ILMU SOSIAL DASAR

4. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN

Berpangkal pada tujuan di atas, maka ada 2 masalah yang dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup pembahasan mata kuliah Ilmu Sosial Dasar, yaitu :

1) Adanya berbagai aspek pada kenyataan-kenyataan yang bersama-sama merupakan suatu masalah sosial, sehingga biasanya suatu masalah sosial bisa ditanggapi dengan pendekatan yang berbeda-beda, sebagai pendekatan tersendiri, maupun gabungan (antar bidang).

2) Adanya beraneka ragam golongan dan kesatuan sosial dalam masyarakat yang masing-masing mempunyai kepentingan kebutuhan serta pola-pola pemikiran dan pola-pola tingkahlaku sendiri, tetapi juga adanya amat banyak persamaan kepentingan kebutuhan serta persamaan dalam pola-pola pemikiran dan pola-pola tingkah laku yang menyebabkan adanya pertentangan-pertentangan mauupun hubungan-hubungan setiakawan dan kerjasama dalam masyarakat itu.

Berdasarkan ruang lingkup kajian sebagaimana tersebut di atas, kiranya masih memerlukan penjabaran lebih lanjut untuk bisa di operasionalkan,yaitu ke dalam beberapa pokok bahasan dan sub-pokok bahasan.

Berdasarkan Konsorsium Antar Bidang, maka perkuliahan Ilmu Sosial Dasar dibagi dalam 8 (delapan) Pokok Bahasan (masing-masing dengan sub pokok bahasan ), sehingga dari perkuliahan tersebut kepada mahasiswa diharapkan :
1) Mempelajari dan menyadari adanya berbagai masalah kependudukan dalam hubungannya dengan perkembangan masyarakat dan kebudayaan.
2) Mempelajari dan menyadari adanya masalah-masalah individu, keluarga dan masyarakat.
3) Mengkaji masalah-masalah kependudukan dan sosialisai serta menyadari identitasnya sebagai pemuda dan mahasiswa.
4) Mempelajari hubungan antara warga negara dan negara.
5) Mempelajari hubungan antara pelapisan sosial dan persamaan derajat.
6) Mempelajari masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat perkotaan dan masyarakat perdesaan.
7) Mempelajari dan menyadari adanya pertentangan-pertentangan sosial bersamaan dengan adanya integrasi masyarakat.
8) Mempelajari usaha pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi oleh manusia untuk memanfaatkan kemakmuran dan pengurangan kemiskinan.

Sumber : Buku Ilmu Sosial Dasar
Penulis : Drs. Abu Ahmadi 

Selasa, 16 Oktober 2012

MENGHADAPI MASALAH-MASALAH

Menghadapi masalah-masalah dalam penyelenggaraan tridarma perguruan tinggi, demikian pula untuk memenuhi tuntutan masyarakat dan negara, maka diselenggarakan program-program pendidikan umum.

Tujuan dari pendidikan umum di perguruan tinggi adalah :
  1. Sebagai usaha membantu perkembangan kepribadian mahasiswa gar mampu berperan sebagai anggota masyarakat dan bagsa sertaa agama.
  2. Untuk menumbuhkan kepekaan mahasiswa terhadap masalah-masalah dan kenyataan-kenyataan sosial yang timbul dalam masyarakat.
  3. Memberi pengetahuan dasar kepada mahasiswa agar mereka mampu berfikir secara interdisipliner dan mampu memehami pikiran dari ahli-ahli berbagai ilmu pengetahuan, sehingga dengan demikian memudahkan mereka berkomunikasi.
Jadi pendidikan umum yang menitik-beratkan pada usaha untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa, pada dasarnya berbeda dengan mata kuliah-mata kuliah bantu yang bertujuan untuk menopang keahlian mahasiswa dalam disiplin ilmunya. Demikian pula berbeda dengan pendidikan keahlian yang bertujuan untuk mengembangkan keahlian mahasiswa dalam bidang/disiplin ilmunya.

Sebagai mata kuliah dasar umum, Ilmu Sosial Dasar bertujuan membantu perkembangan wawasan pemikiran dan kepribadian mahasiswa agar memperoleh wawasan pemikiran yang lebih luas dan ciri-ciri kepribadian yang diharapkan dari setiap anggota golongan terpelajar Indonesia, khususnya berkenaan dengan sikap dan tigkah laku manusia dalam menghadapi manusia-manusia lain  serta sikap dan tigkah laku manusia terhadap manusia yang bersagkutan.

Tegasnya : Ilmu Sosial Dasar adalah pengetahuan yang menelaah masalah-masalah sosial, khususnya masalah-masalah yang diwijudkan oleh masyarakat indonesia, dengan mengunakan pengertian-pengertian (fakta, konsep, teori) yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu sosial (seperti geografi sosial,sosiologi, sntropologi sosial, ilmu politik, ekonomi, psikologi sosial dan sejarah).

Dengan demikian, maka kuliah Ilmu Sosial Dasar merupakan suatu usaha yang dapat diharapkan memberikan pengetahuan umum dan pengetahuan dasar tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk melegkapi gejala-gejala sosial agar daya tagkap (tanggap nilai ), presepsi dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi ligkungan sosial dapat ditigkatkan, sehinga kepekaan mahasiswa pada ligkungan sosialnya menjadi lebih besar.

Sumber : Buku Ilmu Sosial Dasar
Penulis : Drs. Abu Ahmadi 

Minggu, 14 Oktober 2012

SECARA SPESIFIK ILMU SOSIAL DASAR

Secara spesifik program Mata Kuliah Dasar Umum, bertujuan menghasilkan warga negara sarjana yang berkualifikasi sebagai berikut :

  1. Taqwa  kepada Tuhan Yang Maha Esa, bersikap dan bertindak sesuai dengan ajaran agamanya, dan memiliki tenggang rasa terhadap pemeluk agama lain ;
  2. Memiliki wawasan Sejarah Perjuangan Bangsa, sehingga dapat memperkuat semangat kebangsaaan, mempertebal rasa cinta Tanah Air, menigkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, mempertinggi kebanggan nasional dan kemanusiaan sebagai sarjana Indonesia.
  3. Berjiwa Pancasila sehingga segala keputusan serta tindakannya mencerminkan nilai-nilai Pancasila dan memiliki integritas kepribadian yang tinggi, yang mendahulukan kepentingan nasional dan kemanusiaan sebagai sarjana Indonesia.
  4. Memiliki wawasan budaya yang luas tentang keidupan bermasyarakat dan secara bersama-sama mampu berperan serta menigkatkan kualitasnya, maupun tentang lingkungan alamiah serta secara bersama-sama berperan serta di dalam pelestaraiannya.
  5. Memiliki wawasan komprehensif dan pendekatanintegral di dalam menyikapi permasalahan kehidupan baik sosial, ekonomi, politik, pertahanan kemanan maupun kebudayaan.

Sumber : Buku Ilmu Sosial Dasar
Penulis : Drs. Abu Ahmadi 

ILMU SOSIAL DASAR SEBAGAI KOMPONEN MKDU

3. ILMU SOSIAL DASAR SEBAGAI KOMPONEN MKDU

Mata kuliah dasar Umum di perguruan tinggi di Indonesia dikelompokan menjadi 2 (dua) bagian. Kelompok pertamadiharapkan memberi dasar pedoman-pedoman untuk bertindak sebagai warga negara yang terpelajar, yang meliputi mata-kuliah :
          1) Agama
          2) Pancasila
          3) Pendidikan Sejarah Perjuangan bangsa
          4) Kewiraan
Keempat mata kuliah kelompok pertama tersebut merupakan mata kuliah inta kulikuler yang diwajibkan kepada semua mahasiswa, yang dinilai dan ikut menentukan kenaikan tingkat, jenjang pendidikan dan ujian-ujian.

Kelompok kedua diharapkan dapat membantu kepekaan mahasiswa, berkenaan dengan lingkungan alamiah, ligkungan sosial dan ligkungan budaya, yang meliputi mata kuliah :
1) Ilmu Alamiah Dasar (IAD)
2) Ilmu Sosial Dasar (ISD)
3) Ilmu Budaya Dasar ( IBD)

Ketiga mata kuliah dasar tersebut di atas diberikan kepada semua mahasiswa dengan ketentuan bahwa mahasiswa bidang pengetahuan keahlian yang berada dalam ruang lingkup salah satu mata kuliah dasar tersebut, tidak diwajibkan mengikuti mata kuliah yang bersagkutan.

Sumber : Buku Ilmu Sosial Dasar
Penulis : Drs. Abu Ahmadi 

Sabtu, 13 Oktober 2012

UPAYA-UPAYA PEMBANGUNAN ILMU SOSIAL DASAR

Pertama, bobot penduduk yang mereka hadapi tidaklah seberat yang dihadapi oleh negara-negara sedang berkembang saat ini, terutama Indonesia. Perkembangan penduduk yang tinggi, sementara kemampuan mereka untuk menghadapi tetap tidak tinggi, telah menimbulkan sebagai masalah di bidang sosial dan ekonomi.

Kedua, sebagai pioneers, negara-negara Barat tidak menghadapi masalah pemilihan teknologi, apalagi pendidikan teknologi seperti yang dihadapi oleh negara-negara sedang berkembang saat ini. Dalam kondisi di mana kemajuan dalam dalam bidang teknologi komunikasi massa dan transportasi sudah sedemikian majunya, membawa pengaruh yang besar terhadap intensitas kontak budaya dengan kebudayaan dari luar. Di sini terjadi perobahan orientasi budaya yang kadang-kadang menimbulkan dampak terhadap tata nilai masyarakat yang sedang menumbuhkan identitasnya sendiri sebagai bagsa,

Ketiga, hampir semua pioneers itu ditandai oleh sifat homogenitas daripada keadaa sosial dan kulturanya, sdagkan negara-negara sedang berkembang saat ini terpaksa bergelut dengan masalah nation building yang rumit,sementara pada saat yang sama pembangunan ekonomi harus mereka laksanakan. Masyarakat indonesia adalah merupakan masyarakat majemuk yang tercermin dalam berbagai aspek kehidupan, dengan latar belakang sosio-kultural yang beraneka ragam, seperti suku bagsa, agama dan sebagainya. Oleh karena itu diperlukan sikap yang mampu mengatasi ikatan-ikatan primor dial, kesukaan dan kedaerahan tersebut sehingga integrasi nasional teteap terpelihara.


Sumber : Buku Ilmu Sosial Dasar
Penulis : Drs. Abu Ahmadi 

Kamis, 11 Oktober 2012

LATAR BELAKANG ILMU SOSIAL DASAR

2. LATAR BELAKANG ILMU SOSIAL DASAR

Latar belakang diberikannya Ilmu Sosial Dasar (ISD) di mulai banyaknya kritik-kritik yang ditunjukan pada sistem pendidikan di perguruan tinggi oleh sejumlah cendekiawan terutama sarjana pendidikan, sosial dan kebudayaan.Mereka Menganggap sistem pendidikan yang tengah berlangsung saat ini, berbau kolonial dan masi merupakan warisan sistem pendidikan pemerintah Belanda, yaitu kelanjutan dari "politik balas budi" (etische politiek) yang di anjurkan oleh Conrad Theodore Van Deventer, bertujuan menghasilkan tenaga-tenaga trampil untuk menjadi "tukang-tukang yang mengisi birokrasi mereka di bidang administrasi, pedagang  , teknik, dan keahlian lain dalam tujuan eksployasi kekayaan negara.

Tenaga ahli yang dihasilkan oleh perguruan tinggi diharapkan memiliki tiga jenis kemampuan yang meliputi personal, akademik dan profesional.


Kemampuan personal adalah kemampuan kpribadian. Dengan kemampuan ini para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan sehiingga menunjukkan sikap, tigkah laku dan tindakan yang mencerminkan kepribadian indonesia, memahami dan mengenal nilai-nilai keagamaan, kemasyarakatan dan keagamaan , kemasyarakatan dan kenegaraan (Pancasila), serta memiliki pandangan luas dan kepekaan terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia.

Kemampian akademik adalah kemampuan untuk berkominikasi secara ilmiah, bail lisan maupun tulisan, menguasai peralatan analisa, maupun berpikir logis, kritis, sistematis dan analisis mempunyai kemampuan konsepsional untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang dihadapi serta mampu menawarkan alternatif pemecahannya.

Kemampuan profesional adalah kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan. Dengan kemampuan ini para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi dalam bidang profesional.

Kita telah mengetahui bahwa Pembangunan Nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur, yang merata, material dan spiritual berdasarkan Pancasila, Bahwa hakikat Pembangunan Nasional adalah Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat Indonesia. Dalam pegertian ini maka manusia bukan hanya menjadi obyek pembangunan, tetapi yang terpenting adalah bahwa manusia itu menjadi subyek pembangunan.

Untuk itu perlu dilakukan berbagai upaya sehingga manusia bukan merupakan bahwa pembangunan, tetapi menjadikan manusia modal atau aset (terpenting) bagi pembangunan. dalam masalah kependudukan pemikiran ini menjadi jelas : bagaimana menjadikan jumlah penduduk yang besar sebagai modal pembangunan dan bukan hanya beban pembangunan.


Dalam jangka panjang, yaitu ingin dicapai bukan hanya kualitas teknis yang sangat diperlukan untuk mendukung proses lepas landas, melainkan juga kualitas lain yang memungkinkan seseorang berkembang menjadi manusia utuh, yaitu manusia yang memiliki sikap hidup yang selaras, serasi dan seimbang antara kebutuhan jasmani dan rohani.

Namun upaya-upaya pembangunan yang dilaksanakan pada saat ini- khususnya pada negara-negara sedang berkembang- meghadapi tantangan yang berat. Studi-studi yang cermat membuktikan betapa upaya pembangunan di abad-abad lalu relatif lebih mudah dibandingkan dengan abad 20, terutama pada akhir-akhir ini.

Sumber : Buku Ilmu Sosial Dasar
Penulis : Drs. Abu Ahmadi 

Rabu, 10 Oktober 2012

LANJUTAN PENGERTIAN ILMU SOSIAL DASAR

C.ILMU SOSIAL DASAR

Ilmu Sosial Dasar (ISD) adalah suatu program pelajaran baru yang dikembangkan di Perguruan Tinggi. Pengembangan Ilmu Sosial Dasar ini sejalan dengan realisasi pengembangan ide dan pembaruan sistem pendidikan yang bersifat dinamis dan inovatif. Ilmu-ilmu Sosial Dasar (ISD) adalah Ilmu-ilmu sosial dipergunakan dalam pendekatan, sekaligus sebagai sarana jalan keluar untuk mencari pemecahan masalah-masalah sosial yang berkembang dalam kehidupan masyarakat.

Seperagkat konsep-konsep dasar atau pengetahuan  dasar Ilmu-ilmu sosial secara interdisiplin atau multi disiplin dipergunakan sebagai alat bagi pendekatan dan pemecahan problema-problema yang timbul dan berkembang dalam masyarakat.

ISD memberikan dasar-dasar pengetahuan sosial kepada para mahasiswa, yang diharapkan akan cepat tanggap serta mampu menghadapi dan memberi alternatif pemecahan masalah-masalah dalam kehidupan masyarakat.

Berdasarkan pengetahuan yang didapat melalui ISD, diharapkan para mahasiswa akan mampu mengorientasikan diri berkat penghayatan akan arah perkembangan dalam masyarakat. Setelah mengorientasikan diri secara mantap, paling tidak ia harus mampu mengetahui ke arah mana pemecahan jalan keluar suatu permasalah itu harus ditempuh. Masalah-masalah sosial yang berkembang sedemikian kompleks, baik yang bersifat lokal, regional, nasional maupun internasional seperti pengangguran, urbanisasi, penyelundupan dan kriminalitas, kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkotika. Pertentangan ras dan pengolahan politik merupakan masalah-masalah sosial yang harus dilihat serta ditanggulangi dengan segala aspek pengetahuan yang terjalin satu sama lain.

Akan tetepi dengan dilaksanakanya ISD sebagai Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) di setiap perguruan tinggi negeri khususnya, tidak berarti pengantar-pengantar ilmu sosial harus hilang dari kurikulum perguruan tinggi. Pengantar-pengantar ilmu-ilmu sosial harus dipertahankan, sebab ia mampunyai misi memberikan pengetahuan teoritis ilmiah pada ilmu tertentu yang bersifat subject-oriented.

Melalui penelaahan dan pendalaman subject-oriented tersebut, berarti proses pendalaman bidang-bidang ilmu menuju ke arah spesialisasi keahlian telah berlangsung. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa antara ilmu-ilmu sosial dan ilmu-ilmu sosial dasar (ISD) tidak terdapat perbedaan yang prinsipil sepanjang yang menyangkut konsep-konsep dasar atau pengetahuan dasar ilmu-ilmu sosial. Perbedaan itu terjadi pada pendekatan bidang studinya saja, di mana ilmu-ilmu sosial dasar bersumber pada konsep-konsep dasar ilmu-ilmu sosial yang terintegrasi. ISD dipergunakan untuk mencari pemecahan masalah-masalah kemasyarakatan melalui pendekatan interdisipliner maupun multidisiliner ilmu-ilmu sosial. Di lain pihak, pengantar-pengantar ilmu-ilmu sosial disajikan secara subject-oriented dalam rangka pendalaman ilmu-ilmu sosial itu secara teoritis. yang menyangkut ruang lingkup, metode dan sistematikanya.


Sumber : Buku Ilmu Sosial Dasar
Penulis : Drs. Abu Ahmadi 

Selasa, 09 Oktober 2012

LANJUTAN PENGERTIAN ILMU SOSIAL DASAR

B. Ilmu Pengetahuan Sosial

Dalam dunia Pengajaran, Ilmu-ilmu sosial telah mengalami perkwmbangan sehingga timbullah paham studi-sosial (social studies), atau di indonesia disebut Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Paham Studi sosial berkembang dan berpengaruh terhadap program kurikulum pada sekolah-sekolah di Amerika Serikat sejak tahun 1940-an sampai sekarang.

Paham studi sosial dipergunakan bagi keperluan pendidikan dan pengajaran, dan bukan merupakan satu disiplin ilmu yang mandiri.

Social studies atau Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan-tujuan Pendidikan dan pengajaran di skolah dasar dan menengah (elementary and secondary school).

Dengan begitu, tandaslah sudah bahwa Ilmu Pengetahuan Sicial (IPS) ialah Ilmu-Ilmu sosial yang dipilih dan disesuaikan bagi penggunaan program pendidikan di sekolah atau bagi kelompok belajar lainnya, yang sederajat.

Materi dari berbagai disiplin ilmu sosial seperti Geografi, Sejarah, Sosiologi, Antropologi, Psikologi Sosial, Ekonomi, ilmu Politik, ilmu Hukum dan ilmu-ilmu sosial lainnya, di jadikan bahan baku bagi pelaksanaan program pendidikan dan pengajaran di sekolah dasar dan menengah.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah bidang studi yang merupakan paduan (fusi) dari sejumlah mata pelajaran sosial.

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa ilmu-ilmu sosial merupakan dasar dari IPS. Akan tetepi perlu dicamkan bahwa tidak semua ilmu-ilmu sosial secara otomatis  dapat menjadi bahan / pokok bahasan dalam IPS. Tigkat usia, jenjang pendidikan dan perkembangan pengetahuan anak didik, sangat menentukan materi-materi ilmu-ilmu sosial mana yang tepat menjadi bahan / pokok bahasan dalam IPS. di Indonesia IPS menjadi salah satu mata pelajaran dalam pembaruan kurikulum SD, SMTP dan SMTA dalam kurun waktu 1975-1976, dan masih berlagsung hingga sekarang ini.

Sumber : Buku Ilmu Sosial Dasar
Penulis : Drs. Abu Ahmadi

Senin, 08 Oktober 2012

PENGERTIAN ILMU SOSIAL DASAR



1. SEKILAS TENTANG ILMU-ILMU SOSIAL, ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN ILMU-ILMU SOSIAL DASAR.

a. Ilmu-ilmu sosial.
 Telah kita ketahui, bahwa sumber dari semua ilmu pengetahuan adalah philosopia (filsafat). Baik ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu sosial di teliti dari pengembanganya bermula dari ilmu filsafat. Dari filsafat itu kemudian lahirlah  3cabang ilmu pengetahuan yaitu :
1) Natural Sciences (Ilmu-ilmu alamiah), meliputi :fisika, kimia, astronimi, biologi, botani,dan lain-lain.
2) Sicial Sciences (Ilmu-ilmu Sosial), terdiri dari : sosiologi, ekonomi, politik, antropologi, sejarah, psikologi, geografi dan lain-lain.
3) Humanities (Ilmu-ilmu Budaya) meliputi : bahasa, agama, kesusasteraan, kesenian dan lain-lain.

Ilmu-ilmu sosial berkembang terus sesuai dengan kebutuhan manusia dalam era pembangunan, khususnya di Indonesia. Wujud dan kenyataan-kenyataan adalah pengembangan ilmu-ilmu Sisoal di Indonesia, setelah bangsa Indonesia mendapat kemerdekaan adalah sebagai berikut :

1) Pertama-tama di dirikan di Yogyakarta suatu akademi ilmu politik. Sponsor-sponsor yang mendirikan akademi ini terdiri dari tenaga-tenaga akademis pembina ilmu politik di Negara Belanda.
2) Selang waktu berikutnya, didirikan pula Balai Perguruan Tinggi Gajah Mada pada tanggal 17 Februari 1946, yang di resmikan pembukaanya pada tanggal 3 Maret 1946, mempunyai 2 fakultas, ialah Fakultas Sastra dan Fakultas sosial. Balai peguruan tinggi itu adalah perguruan tinggi swasta yang dikelola oleh yayasan,
3)Didirikan Akademi Kepolisian.
Sesungguhnya latar belakang berdirinya ketiga pendidikaan tinggi tersebut lebih menekankan kader-kader pengisi jabatan tinggi di Pemerintahan Republik Indonesia pada saat itu. Namun dalam perkembangan tahun-tahun selanjutnyadari ketiga lembaga pendidikan tinggi inilah berkembang ilmu-ilmu sosial di Indonesia.
Dewasa ini di Indonesia terdapat 40 universitas dan institut negeri yang semuanya menyelenggarakan pengajaran dalam bidang ilmu sosial.



Sumber : Buku Ilmu Sosial Dasar
Penulis : Drs. Abu Ahmadi