BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada
acara Gala Dinner dan Pagelaran Budaya dalam rangka memperingati 55
tahun hubungan Indonesia-Brazil. Disebutkan bahwa selama 55 tahun,
hubungan diplomatik Indonesia dan Brasil telah berkembang sangat kuat.
Indonesia-Brasil. Hal ini dimungkinkan karena kedua negara memiliki
banyak kesamaan. Indonesia dan Brasil tidak saja sebagai negara
demokrasi besar, tapi kedua negara ini juga memiliki sejarah
persahabatan yang panjang. kesamaan lain antara Brasil dan Indonesia
adalah sama-sama memiliki keberagaman etnis dan kultur penduduknya.
Indonesia memiliki Bhinneka Tunggal atau persatuan dalam perbedaan
(unity in diversity). "Bhinneka tunggal ika juga dirasakan di negara
Brazil.
Hubungan
bilateral antara Indonesia-Brazil sejatinya telah terjalin dengan cukup
baik sejak abad 19 tepatnya sekitar Maret 1953. Ditinjau dari kesamaan
lain, Brazil dan Indonesia sama-sama memiliki penduduk dengan angka
cukup tinggi. Yakni Brazil sebagai negara dengan penduduk terbanyak di
Amerika Selatan dengan total 192,272,890
pada perhitungan tahun 2009, sedangkan Indonesia merupakan negara 3
besar dengan penduduk terbanyak di Asia, yakni sekitar Perkiraan 19 Juni 2009, 230.472.833.
Dari sisi lain, kedua negara ini, memiliki sumber daya alam yang cukup
melimpah. Brazil dikenal sebagai pengekspor kopi terbesar di dunia dan
juga pengekspor peralatan transportasi, bijih besi, kedelai, sepatu dan
kendaraan bermotor. Mitra dagang Brazil yang utama adalah Amerika
Serikat, China, Argentina, Belanda dan Jerman. Namun Brazil memiliki
hubungan kerja sama baik dengan negara-negara ASEAN, terutama Indonesia.
Indonesia dan Brazil memiliki banyak potensi untuk saling bekerja sama
dan memajukan negara masing-masing ditambah dengan Indonesia digemari turis Brasil, terutama mereka yang hobi olahraga diving .
BAB II
ISI
TINJAUAN
|
INDONESIA
|
BRASIL
|
Arti Nama
|
Wilayah kepulauan Hindia
|
Jenis kayu local khas Brasil
|
Motto
|
Bhineka Tunggal Ika (walaupun berbeda-beda tetap satu jua)
|
Ordem e Progresso (Orde dan Kemajuan)
|
Luas Wilayah
|
1,904,569 km2
|
8,514,877 km²
|
Jumlah Penduduk
|
Perkiraan 19 Juni 2009 , 230.472.833
|
192,272,890 (2009 est.)
|
Iklim
|
Tropis
|
Tropis
|
Presiden
Menlu
|
Susilo Bambang Yudhoyono
|
Luiz Inácio Lula da Silva
Celso Amorim
|
Merdeka
|
17 Agustus 1945
|
7 September 1822
|
Mata Uang
|
Rupiah (Rp) US$ 1 = Rp. 9000,-
|
Real (BRL) US$ 1 = 1.81 reals
|
Ekspor
|
pertanian dan perkebunan seperti karet alam, Crude Palm Oil (CPO), kakao, dan minyak sawit
|
Peralatan transportasi, bijih besi, kedelai, sepatu, kopi, kendaraan bermotor
|
Impor
|
Ekstrak minyak kacang kedelai, tembakau dan gula; pertambangan seperti bijih besi; bahan-bahan mentah seperti bubur kertas (pulp)
dan kapas; bahan-bahan kimia seperti soda dan sulfat; produk-produk
manufaktur seperti turbo jet, tube inox dan mesin untuk pabrik
selulose.
|
Mesin-mesin, peralatan elektrik dan transportasi, produk kimia, minyak, suku cadang mesin, elektronik
|
KERJA SAMA ANTAR KEDUA NEGARA
EKONOMI DAN PERDAGANGAN
Pemerintah
Brazil menawarkan program percepatan kerjasama bilateral dibidang
perdagangan dengan Indonesia sampai 3% dari total perdagangan global
kedua negara. Duta Besar Brazil untuk Indonesia Edmundo Sussumu Fujita
mengatakan sampai saat ini porsi ekspor Brazil ke Indonesia dari total
ekspor negara itu keseluruh dunia hanya sekitar 0,43%, dan porsi impor
dari Indonesia hanya 0,65%. Sementara itu, Brazil hanya mencakup 0,69%
dari total ekspor Indonesia, dan 0,92% dari total impor nasional.
Kerjasama perdagangan Indonesia dan Brazil dari impor dan ekspor masih
di bawah 1% dari total perdagangan kedua negara di dunia. Jadi kami
menilai dapat dinaikkan sampai 2% sampai 3%.[1]
Trend
volume perdagangan kedua negara dalam kurun waktu 2004-2008 meningkat
sebesar 32,1%, dimana posisi minus berada di pihak Indonesia. Volume
perdagangan tahun 2008 sebesar US$ 2.368.091 (Indonesia minus US$ 382,6
juta). Krisis ekonomi dunia tahun 2009 mempengaruhi volume perdagangan
kedua negara dalam kurun waktu Januari-Oktober 2009 sebesar -18,47%
dibandingkan periode yang sama tahun 2008 . Neraca perdagangan periode
Januari-Oktober 2009 sebesar US$ 1.589.334 (Indonesia minus US$ 191, 3
juta).
1. Perdagangan
total RI-Brasil selama tahun 2006-2008 rata-rata tumbuh sebesar 33,57%
per tahun. Ekspor Indonesia pada periode 2004-2008 mencatat pertumbuhan
rata-rata sebesar 38,49% per tahun. Sedangkan impor Indonesia tercatat
tumbuh rata-rata sebesar 30,83% per tahun. Produk-produk ekspor utama
dari Indonesia ke Brasil adalah komoditi pertanian dan perkebunan
seperti karet alam, Crude Palm Oil
(CPO), kakao, dan minyak sawit; produk-produk manufaktur seperti benang
poliester, suku cadang sepeda motor, traktor, kendaraan motor,
peralatan pengolahan data otomatis, kertas dan produk kertas dan
peralatan mesin elektronik. Produk impor utama Indonesia dari Brasil
adalah komoditi pertanian seperti ekstrak minyak kacang kedelai,
tembakau dan gula; pertambangan seperti bijih besi; bahan-bahan mentah
seperti bubur kertas (pulp)
dan kapas; bahan-bahan kimia seperti soda dan sulfat; produk-produk
manufaktur seperti turbo jet, tube inox dan mesin untuk pabrik selulose.
2. Volume
perdagangan kedua negara meliputi setengah dari total volume
perdagangan Indonesia dengan kawasan Amerika Selatan dan Karibia. Total
volume perdagangan Indonesia - Brasil tahun 2007 berjumlah US$
1.587.413.710, yang terdiri dari ekspor sebesar US$ 893.977.708 dan
impor sebesar US$ 693.436.002. Sementara total volume perdagangan tahun
2008 meningkat menjadi US$ 2.252.668.195, yang terdiri dari ekspor
sebesar US$ 1.109.606.051 dan impor sebesar US$ 1.143.062.144. Dengan
demikian Indonesia kembali mengalami defisit sebesar US$ 33.456.093.
Berikut tabel perkembangan ekspor Indonesia sejak tahun 2003 –2009
(Juni):
Neraca Perdagangan Indonesia – Brasil
Tahun 2003 - 2009 (dalam US$)
Tahun
|
Ekspor
|
Impor
|
Saldo
|
Volume
|
2003
|
318.379,6
|
322.769,0
|
- 4.369,4
|
641.148,5
|
2004
|
329.832,1
|
442.007,1
|
+ 112.175,0
|
771.839,2
|
2005
|
402.604,3
|
454.375,4
|
- 51.771,0
|
856.979,7
|
2006
|
626.135,6
|
515.146,5
|
+ 110.989,0
|
1.141.282,1
|
2007
|
786.353,3
|
686.731,5
|
+ 99.621,7
|
1.473.084,8
|
2008
|
992.699,7
|
1.375.391,3
|
- 382.691,6
|
2.368.089,6
|
2009
|
888.403,3
|
1.086.960,6
|
- 198.557,3
|
1.975.363,8
|
4. Jika melihat perkembangan perdagangan Indonesia - Brasil terutama perkembangan ekspor Indonesia, dapat disimpulkan bahwa selama kurun waktu 6 tahun terakhir ekspor Indonesia ke Brasil telah meningkat menjadi lebih dari 300%, yaitu dari US$ 318 juta pada tahun 2003 menjadi lebih dari US$ 1 milyar pada tahun 2008. Untuk meningkatkan hubungan perdagangan tersebut, Menteri Perdagangan RI Mari Elka Pangestu dan rombongan pada tanggal 31 Juli – 2 Agustus 2008 telah melakukan kunjungan kerja ke Brasil. Selama kunjungan Menteri Perdagangan melakukan pertemuan dengan Menteri Perdagangan dan Industri dan Menteri Luar Negeri Brasil, serta membuka Forum Bisnis antara pebisnis dari kedua negara.
5. Beberapa
hal pokok yang dibahas pada pertemuan adalah bidang-bidang kerjasama
yang akan dimasukkan ke dalam Kemitraan Strategis, peningkatan
perdagangan beberapa komoditi prioritas seperti kelapa sawit, kedelai,
bijih besi, karet, coklat dan barang-barang manufaktur seperti suku
cadang kendaraan, tekstil dan garmen. Selain itu Menteri Luar Negeri
kedua negara pada tanggal 25 Agustus 2007 di Brasilia telah pula
menandatangani pembentukan Komisi Bersama Indonesia – Brasil. Sidang
ke-1 Komisi Bersama direncanakan akan dilaksanakan pada tanggal 15 – 16
Oktober 2009 di Brasilia, Brasil.
6. Sementara itu untuk membantu upaya penetrasi pasar Brasil, Indonesia pada tahun 2005 Indonesia mendirikan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) di São Paulo. ITPC diharapkan akan dapat bersinergi dengan Camara de Comercio Indonesia – Brasil (Kamar Dagang Indonesia – Brasil) di São Paulo yang telah terbentuk sejak tanggal 29 November 2001.
7. Upaya
lain yang dilakukan adalah Direktorat Amerika Selatan dan Karibia
bekerjasama dengan KBRI Brasilia, ITPC São Paulo, dan KADIN São Paulo
pada tanggal 4-5 Oktober 2007 telah mengadakan Pertemuan Bisnis (Business Meeting)
antara eksportir Indonesia dan importir Brasil di São Paulo, Brasil.
Sebelumnya pada tanggal 17 – 19 Mei 2004 di Rio de Janeiro telah
diselenggarakan Pekan Promosi Terpadu Indonesia yang meliputi kegiatan
pameran produk ekspor Indonesia, pertemuan bisnis “one-on-one” antara
pengusaha Indonesia dan pengusaha setempat, seminar mengenai hubungan
bilateral Indonesia – Brasil, dan pergelaran budaya Indonesia.
8. Sebagai
tindak lanjut upaya promosi potensi Indonesia, KBRI Brasilia
bekerjasama dengan Direktorat Amerika Selatan dan Karibia pada tanggal
19-20 November 2009 telah menyelenggarakan Festival Indonesia di kota
Rio de Janeiro. Pada kesempatan tersebut akan ditampilkan tim kesenian
dan peragaan busana batik dengan sasaran membidik segmen masyarakat
kelas menengah. Selain
kerjasama di bidang ekonomi, hubungan Indonesia dan Brazil harus lebih
ditingkatkan terutama di bidang pertahanan dan energi, karena baik
Indonesia ataupun Brazil merupakan negara dengan jumlah penduduk yang.
Persahabatan kedua negara sudah terjalin sejak lama dan hubungan baik
ini harus terus dilakukan dan ditingkatkan. Indonesia dan Brazil
merupakan negara besar dengan jumlah populasi yang beraneka ragam, oleh
karena itu “kami sangat menjunjung tinggi pluralisme”. MPR baru saja
mengadakan Sidang Paripurna dengan agenda pengesahan tata tertib dan
kode etik MPR, selain itu, MPR juga terus mensosialisasikan empat pilar
yang dijadikan pedoman dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan
bernegara, yaitu Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI dan Bhinneka
Tunggal Ika”.[2]
Walaupun Indonesia mempunyai jumlah penduduk yang padat dan mayoritas beragama Islam, tetapi Indonesia tetap menjunjung tinggi nilai-nilai Pluralisme.[3] Selain itu baik Indonesia maupun Brazil merupakan negara anggota G-20 yang terus melakukan kerjasama di bidang ekonomi.
Taufiq pun berharap agar Indonesia dan Brazil terus meningkatkan kerjasama di bidang pertahanan dan energi, karena masalah pertahanan dan energi sangat penting ujar Taufiq. Contohnya dalam bidang pertahanan adalah penjualan pesawat terbang yang bagus dan murah karena Indonesia adalah negara besar yang harus memiliki pertahanan yang bagus dan itu harus didukung oleh berbagai peralatan yang canggih. Dan juga di bidang energi dan migas kedua belah negara harus terus meningkatkan kerjasamanya tandas Taufiq.
Menanggapi pernyataan Taufiq, Manuel sangat setuju untuk meningkatkan kerjasama di berbagai bidang, dan juga Manuel mengundang kepada Pimpinan MPR untuk dapat berkunjung ke Brazil. Taufiq pun mengungkapkan rasa terima kasih atas undangannya dan berjanji untuk mengusahakan kunjungannya ke Brazil.
Walaupun Indonesia mempunyai jumlah penduduk yang padat dan mayoritas beragama Islam, tetapi Indonesia tetap menjunjung tinggi nilai-nilai Pluralisme.[3] Selain itu baik Indonesia maupun Brazil merupakan negara anggota G-20 yang terus melakukan kerjasama di bidang ekonomi.
Taufiq pun berharap agar Indonesia dan Brazil terus meningkatkan kerjasama di bidang pertahanan dan energi, karena masalah pertahanan dan energi sangat penting ujar Taufiq. Contohnya dalam bidang pertahanan adalah penjualan pesawat terbang yang bagus dan murah karena Indonesia adalah negara besar yang harus memiliki pertahanan yang bagus dan itu harus didukung oleh berbagai peralatan yang canggih. Dan juga di bidang energi dan migas kedua belah negara harus terus meningkatkan kerjasamanya tandas Taufiq.
Menanggapi pernyataan Taufiq, Manuel sangat setuju untuk meningkatkan kerjasama di berbagai bidang, dan juga Manuel mengundang kepada Pimpinan MPR untuk dapat berkunjung ke Brazil. Taufiq pun mengungkapkan rasa terima kasih atas undangannya dan berjanji untuk mengusahakan kunjungannya ke Brazil.
Kendala untuk meningkatan hubungan perdagangan
Kendala
utama yang menjadi penyebab lambatnya upaya perkembangan peningkatan
perdagangan antar kedua negara tropis ini adalah ongkos transportasi,
tarif masuk, pajak yang tinggi (mencapai 45-120% dari nilai CIF/Cost Insurance Freight), tuduhan praktek dumping, penerapan safeguard measures dan sistem kuota. Demi peningkatan hubungan
perdagangan antara kedua negara ini, Indonesia harus menyusun strategi
yang tepat dengan menggandeng seluruh pakar-pakar dalam bidang ini
terkait dalam rangka mengatasi hambatan-hambatan perdagangan yang ada
selama ini.
Kedua
negara ini sebenarnya telah memiliki Persetujuan Perdagangan yang
ditandatangani di Brasilia pada tanggal 24 September 1996 oleh Menteri
Perdagangan RI, Tungky Ariwibowo dan Menteri Perdagangan Brasil,
Fransisco Dornelles. Persetujuan ini telah diratifikasi oleh Kongres
Brasil pada tanggal 23 Agustus 2001. Sedangkan Indonesia belum
meratifikasi Persetujuan tersebut karena menginginkan adanya Persetujuan
baru menggantikan yang ada, dengan menambah klausula yaitu perlindungan
HAKI sesuai TRIP’s Agreement sebagai anggota WTO.
POLITIK
Walaupun
kedua negara tersebut memiliki kesamaan wilayah yang luas dan juga
jumlah penduduk yang cukup padat, keduanya ternyata memiliki pandangan
dalam berbagai isu regional dan multilateral, usaha penegakan demokrasi
dan HAM. Indonesia dinilai oleh Brazil sebagai negara yang sudah tidak
diragukan lagi peranannya bagi stabilitas kawasan Asia Tenggara dan
kawasan Asia Pasifik. Sejalan dengan politik luar negeri yang tidak
mencampuri urusan dalam negeri negara lain, Pemerintah Brazil mendukung
integritas wilayah NKRI dan langkah-langkah reformasi yang dilakukan
oleh Pemerintah Indonesia dalam pemajuan HAM dan demokrasi.
INVESTASI
Investasi
Indonesia di Brasil melalui pembangunan pabrik rokok Djarum di Bahia,
Brasil merupakan realisasi kerjasama antara PT Djarum Indonesia dengan
Golden Leaf Tobacco, Ltd. (GLT) Dalam kerangka kerjasama tersebut, GLT
berkewajiban untuk membayar biaya lisensi yang jumlahnya dihitung total
dari penjualan rokok yang dipasarkan secara eksklusif untuk wilayah
Brasil dan Amerika Latin. Sementara, PT Djarum akan menjual kepada GLT
mesin-mesin pembuat rokok kretek dan memasok bahan baku serta memberikan
supervisi mengenai pembuatan rokok sigaret kretek mesin. Pendirian
pabrik rokok PT Jarum yang selesai dibangun pada bulan April 2002 itu
merupakan salah satu langkah positif dalam memperkenalkan produk
Indonesia serta menambah devisa negara. Sementara investasi Indonesia
lainnya di Brasil adalah di bidang kehutanan (Pulp) dan poliester (PT Pulp).
PERTANIAN
Pemerintah
Brasil sebagai salah satu negara yang mengembangkan sektor pertanian
dengan baik disamping sektor industri lainnya. Saat ini telah terdapat
Nota Kesepahaman (MoU) kerjasama di bidang Pertanian yang ditandatangani
oleh Menteri Pertanian kedua negara di Brasilia tanggal 18 November
2008 pada saat kunjungan Presiden RI ke Brasil. Sebelumnya Menteri
Pertanian kedua negara pada tanggal 16 Maret 2007 di Jakarta telah pula
menandatangani pembentukan Komite Konsultasi di bidang Pertanian (Consultative Committee on Agriculture/CCA)
sekaligus melakukan pertemuan pertamanya. Pembentukan CCA ini tidak
terlepas dari upaya Brasil untuk mengekspor daging sapinya ke Indonesia,
namun hal ini masih terhambat oleh isu Penyakit Mulut dan Kaki (PMK)
yang ditengarai masih terdapat di wilayah Selatan Brasil.
SOSIAL DAN BUDAYA
Untuk
memajukan kerjasama sosial budaya, termasuk di bidang pendidikan, kedua
negara telah memiliki perjanjian yang ditandatangani tanggal 12 Juli
2008 di Jakarta. Bidang-bidang kerjasama yang tercakup dalam perjanjian
antara lain meliputi misi pertukaran pengajar, peneliti dan siswa;
proyek penelitian bersama untuk mengembangkan sumber daya manusia di
universitas; pertukaran dokumen dan publikasi dari hasil penelitian
bersama; bantuan teknis bagi pengembangan dan pelatihan pengajar; dan
sebagainya.
Indonesia
telah beberapa kali mengirimkan misi kesenian ke Brasil untuk
mengadakan pertunjukan di beberapa kota. Pada kesempatan kunjungan
Presiden RI ke Brasil dan dalam rangka peringatan hubungan bilateral
RI-Brasil ke-55, pada tanggal 19 November 2008 di kota Rio de Janeiro
telah diadakan Gala Dinner
yang menampilkan tim kesenian Indonesia. Pada tanggal 19-20 November
2009, KBRI Brasilia dan Direktorat Jenderal Amerika dan Eropa
menampilkan tim kesenian dan peragaan busana batik untuk mengisi acara
Festival Indonesia di kota Rio de Janeiro.
D. Beberapa Persetujuan Kerjasama yang dihasilkan:
1.
Nota Kesepahaman antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah
Federasi Brasil mengenai Pembentukan Konsultasi Bilateral (Brasilia, 18
September 1996)
2. Persetujuan Perdagangan antara Pemerintah RI dan Pemerintah Republik Federasi Brasil (Brasilia, 18 September 1996)
3. MoU antara Banco de Brasil dengan Bank Indonesia (Brasilia, 15 Juli 1997)
4.
Nota Kesepahaman antara Departemen Pertanian RI dan Kementerian
Pertanian, Peternakan dan Pangan Brasil mengenai Pembentukan Komite
Konsultasi Pertanian (Jakarta, 16 Maret 2007)
5. Nota Kesepahaman Pembentukan Komisi Bersama (Brasilia, 24 Agustus 2007)
6.
Nota Kesepahaman Kerjasama di bidang Pendidikan antara Pemerintah
Republik Indonesia dengan Pemerintah Brasil ( Jakarta, 12 Juli 2008)
7.
Protocol of Intent tentang Kerjasama Teknik di bidang Teknik Produksi
Bio Etanol antara Pemerintah RI dengan Pemerintah Brasil (Jakarta, 12
Juli 2008)
8. Persetujuan Bebas Visa bagi Pemegang Paspor Diplomatik dan Dinas antara Pemerintah RI-Brasil (Jakarta, 12 Juli 2008)
9. Deklarasi Strategic Partnership RI-Brasil (Brasilia, 18 November 2008)
10. MoU Kerjasama Energi dan Pertambangan antara Pemerintah RI-Brasil (Brasilia, 18 November 2008)
11. MoU dibidang Pertanian antara Pemerintah RI dan Pemerintah Brasil (Brasilia, 14 November 2008)
12. MoU Kerjasama Pemberantasan Kemiskinan (Brasilia, 18 November 2008)
Kesimpulan
Selama 57 tahun hubungan Indonesia telah berkembang dan terjalin baik. Hal
ini dimungkinkan karena kedua negara memiliki banyak kesamaan.
Indonesia dan Brasil tidak saja sebagai negara demokrasi besar, tapi
kedua negara ini juga memiliki sejarah persahabatan yang panjang. Kedua negara ini, memiliki sumber daya alam yang cukup melimpah. Dari segi Ekonomi dan Perdagangan kerjasama
perdagangan Indonesia dan Brazil dari impor dan ekspor masih di bawah
1% dari total perdagangan kedua negara di dunia. Jadi kami menilai dapat
dinaikkan sampai 2% sampai 3%. Namun dalam aspek ini, terdapat kendala
utama, yakni lambatnya
upaya perkembangan peningkatan perdagangan antar kedua negara tropis
ini adalah ongkos transportasi, tarif masuk, pajak yang tinggi (mencapai
45-120% dari nilai CIF/Cost Insurance Freight), tuduhan praktek dumping, penerapan safeguard measures dan
sistem kuota. Dari segi politik, Pemerintah Brazil mendukung integritas
wilayah NKRI dan langkah-langkah reformasi yang dilakukan oleh
Pemerintah Indonesia dalam pemajuan HAM dan demokrasi.
Dari
sektor pertanian, pemerintah Brasil sebagai salah satu negara yang
mengembangkan sektor pertanian dengan baik disamping sektor industri
lainnya. Saat ini telah terdapat Nota Kesepahaman (MoU) kerjasama di
bidang Pertanian yang ditandatangani oleh Menteri Pertanian kedua negara
di Brasilia tanggal 18 November 2008 pada saat kunjungan Presiden RI ke
Brasil. Dari sektor investasi, pendirian pabrik rokok PT Jarum yang
selesai dibangun pada bulan April 2002 itu merupakan salah satu langkah
positif dalam memperkenalkan produk Indonesia serta menambah devisa
negara. Sementara investasi Indonesia lainnya di Brasil adalah di bidang
kehutanan (Pulp) dan
poliester (PT Pulp). Pada sektor kehutanan, pada tanggal 10-13 Januari
2007 Menteri Kehutanan, Malem Sambat Kaban melakukan kunjungan kerja ke
Brasil. Pada bidang sosial dan budaya bidang-bidang kerjasama yang
tercakup dalam perjanjian antara lain meliputi misi pertukaran pengajar,
peneliti dan siswa; proyek penelitian bersama untuk mengembangkan
sumber daya manusia di universitas; pertukaran dokumen dan publikasi
dari hasil penelitian bersama; bantuan teknis bagi pengembangan dan
pelatihan pengajar; dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
REFERENSI INTERNET :
www.kapanlagi.comsumber :
http://pengantardiplomasi.blogspot.com/2010/06/perkembangan-diplomatik-indonesia.html