Kamis, 11 Oktober 2012

LATAR BELAKANG ILMU SOSIAL DASAR

2. LATAR BELAKANG ILMU SOSIAL DASAR

Latar belakang diberikannya Ilmu Sosial Dasar (ISD) di mulai banyaknya kritik-kritik yang ditunjukan pada sistem pendidikan di perguruan tinggi oleh sejumlah cendekiawan terutama sarjana pendidikan, sosial dan kebudayaan.Mereka Menganggap sistem pendidikan yang tengah berlangsung saat ini, berbau kolonial dan masi merupakan warisan sistem pendidikan pemerintah Belanda, yaitu kelanjutan dari "politik balas budi" (etische politiek) yang di anjurkan oleh Conrad Theodore Van Deventer, bertujuan menghasilkan tenaga-tenaga trampil untuk menjadi "tukang-tukang yang mengisi birokrasi mereka di bidang administrasi, pedagang  , teknik, dan keahlian lain dalam tujuan eksployasi kekayaan negara.

Tenaga ahli yang dihasilkan oleh perguruan tinggi diharapkan memiliki tiga jenis kemampuan yang meliputi personal, akademik dan profesional.


Kemampuan personal adalah kemampuan kpribadian. Dengan kemampuan ini para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan sehiingga menunjukkan sikap, tigkah laku dan tindakan yang mencerminkan kepribadian indonesia, memahami dan mengenal nilai-nilai keagamaan, kemasyarakatan dan keagamaan , kemasyarakatan dan kenegaraan (Pancasila), serta memiliki pandangan luas dan kepekaan terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia.

Kemampian akademik adalah kemampuan untuk berkominikasi secara ilmiah, bail lisan maupun tulisan, menguasai peralatan analisa, maupun berpikir logis, kritis, sistematis dan analisis mempunyai kemampuan konsepsional untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang dihadapi serta mampu menawarkan alternatif pemecahannya.

Kemampuan profesional adalah kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan. Dengan kemampuan ini para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi dalam bidang profesional.

Kita telah mengetahui bahwa Pembangunan Nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur, yang merata, material dan spiritual berdasarkan Pancasila, Bahwa hakikat Pembangunan Nasional adalah Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat Indonesia. Dalam pegertian ini maka manusia bukan hanya menjadi obyek pembangunan, tetapi yang terpenting adalah bahwa manusia itu menjadi subyek pembangunan.

Untuk itu perlu dilakukan berbagai upaya sehingga manusia bukan merupakan bahwa pembangunan, tetapi menjadikan manusia modal atau aset (terpenting) bagi pembangunan. dalam masalah kependudukan pemikiran ini menjadi jelas : bagaimana menjadikan jumlah penduduk yang besar sebagai modal pembangunan dan bukan hanya beban pembangunan.


Dalam jangka panjang, yaitu ingin dicapai bukan hanya kualitas teknis yang sangat diperlukan untuk mendukung proses lepas landas, melainkan juga kualitas lain yang memungkinkan seseorang berkembang menjadi manusia utuh, yaitu manusia yang memiliki sikap hidup yang selaras, serasi dan seimbang antara kebutuhan jasmani dan rohani.

Namun upaya-upaya pembangunan yang dilaksanakan pada saat ini- khususnya pada negara-negara sedang berkembang- meghadapi tantangan yang berat. Studi-studi yang cermat membuktikan betapa upaya pembangunan di abad-abad lalu relatif lebih mudah dibandingkan dengan abad 20, terutama pada akhir-akhir ini.

Sumber : Buku Ilmu Sosial Dasar
Penulis : Drs. Abu Ahmadi 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar